Cuaca Ekstrem, 6 Bagan Apung Milik Nelayan Bakauheni Hancur Berkeping-keping


Lampung Selatan - Memasuki bulan Desember jelang pergantian tahun 2024 ke 2025. Cuaca ekstrem dengan sapuan angin kencang diiringi hujan yang melanda di beberapa wilayah Provinsi  Lampung tak urung menimbulkan bencana dan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat.

Demikian juga yang terjadi di Pantai Wisata Minang Rua Desa Kelawi, Bakauheni, Lampung Selatan. Selain 1 rumah warga setempat rusak, ada 6 bagan atau bagang apung milik 6 nelayan harus hancur berkeping keping terhempas ke pantai dan disambut bebatuan akibat tak mampu menahan amukan badai.

Bagan atau bagang adalah suatu alat penangkapan ikan yang menggunakan jaring dan lampu sehingga alat ini bisa digunakan untuk light fishing umumnya berbentuk pondok kecil apung yang dipasang di pinggiran atau tengah laut

Dari sumber warga nelayan setempat menyebutkan ada 5 bagan hancur total dan 1 bagan rusak ringan. Pemilik bagan tersebut antara lain, Indrika Syahmin, Ahmad Syaiful alias Dudung, Wirsa, Aan, Ajong dan Kusen

Indrika Syahmin bersama Ahmad Syaifudin kepada jurnalis mengungkapkan urutan peristiwa bencana terjadi dari ahir November dan awal Desember 2024.

"Kejadiannya hari Senin tanggal 2 Desember 2024 bagan saya putus tali jangkar dan terhempas ke pantai yang banyak bebatuannya dan ahirnya hancur. Yang bisa diambil cuma mesin ting ting dan beberapa blong drum. Sementara kalau buat dari nol biayanya Rp50 juta sampai Rp60 juta bang," ungkap Ahmad Syaifudin alias Dudung.

Derita serupa juga dialami Indrika Syahmin alias I'in. Kepada awak media ia mengungkapkan.

"Punya saya terjadinya hari Rabu sore tanggal 4 Desember kondisinya sama hancur berkeping keping, yang bisa diambil hanya genset, lampu dan blong drum. Ada 5 yang hancur parah yang 1 hanya terdampar tidak parah," terang I'in dan Dudung di lokasi Pantai Minang Rua Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni, Jum'at (06/12/2024).

I'iin dan Dudung mewakili 4 nelayan lainnya hanya bisa pasrah tidak tau harus mencari suntikan dana dari mana untuk membuat bagan baru dengan modal mencapai Rp 60 juta lebih.

Namun ia dan Nelayan lainnya berharap kepedulian pemerintah dan instansi terkait dapat membantu mewujudkan usaha yang telah musnah seiring badai berlalu menghempaskan harapan masa depan keluarga mereka.

"Saat ini kami tidak bisa usaha mencari ikan lagi, karna mau membuatnya butuh dana Rp50 sampai Rp60 juta, uang dari mana? Harapan kami dengan pemerintah dan instansi terkait dapat terketuk hatinya, perhatiannya buat kami para nelayan ini. Baik pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat," harap Indrika dan Dudung. (Red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama